BATIK TULIS LASEM
BATIK TULIS LASEM
Batik Lasem mempunyai ciri khas yang berbeda dari batik-batik dari daerah lain. Batik Lasem dirintis dan dikembangkan oleh masyarakat keturunan Cina, maka motif dan warnanya dipengaruhi oleh motif dan warna yang khas budaya Cina, yaitu merah, putih, biru, dan hijau. Kekhasan batik Lasem yang lain adalah pada penamaan desain batik yang mengacu pada tata warna pada batik tersebut, misalnya:
1. motif Bang-bangan
Dari kata Jawa, abang yang artinya merah yaitu batik dengan latar/ dasar putih dengan ragam hias merah atau sebaliknya.
2. Kelengan
Dari kata Jawa, keleng yang artinya hitam atau kehitaman.
3. Bang biru
Dari kata Jawa, abang dan biru.
4.Bang-biru-ijo
Dari kata Jawa, abang, biru, ijo, yang artinya merah, biru, dan hijau.
Kemajuan industri batik Lasem juga ditunjang oleh teknologi pembatikan yang maju juga. Terbukti semua usaha batik Lasem memiliki karakteristik teknologi sebagai berikut:
a. Menggunakan teknologi peralatan canthing untuk menghasilkan batik tulis.
b. Menggunakan zat pewarna kimia untuk pewarnaan batik tulis Lasem.
Saat ini produksi batik Lasem memiliki ciri khas yaitu berupa batik tulis murni dengan desain motif yang unik dan ekslusif. Para pengusaha batik lasem tidak memproduksi batik cap dengan tujuan mempertahankan kualitas batik Lasem dari segi desain, pewarnaan, dan proses pembuatannya. Industri batik Lasem menghasilkan produk batik tulis dan batik cap. Batik cap saat itu mendominasi proses produksi batik Lasem karena lebih efisien dan biaya produksinya rendah. Sejak tahun 1970-an produksi batik Cap mulai pudar karena kalah bersaing dengan batik printing. Untuk menghindari pengalaman itu tidak terulang, para pengusaha batik Lasem berupaya memproduksi batik yang unik mengandalkan keterampilan tangan yang harganya juga terjangkau masyarakat. Proses pembuatan batik Lasem tidak berbeda dengan pembuatan jenis batik lain yaitu melalui tahapan pengetelan, mola, nglengkrengi, nerusi, nembok, ngelir, nglorot sampai melipat.
Adapun bahan dan peralatan yang digunakan untuk pembuatan batik Lasem adalah sebagai berikut:
a. Kain mori putih dengan beragam kualitas dan kain jenis primisima atau katun halus.
b. Malam atau lilin
c. Canting
d. Pewarna kimia atau soga
e. Gawangan.
Proses pembuatan batik Lasem secara garis besar dapat dideskripsikan sebagai berikut :
a. Mencuci, yaitu kain mori dibersihkan dengan cara direndam semalaman kemudian pagi harinya dicuci sampai bersih.
b. Nganji yaitu kain mori putih yang sudah bersih kemudian diberi cairan kanji encer. Tiap potong kain membutuhkan 10-20 gram kanji yang dilarutkan kedalam ½ liter air.
c. Nglowong adalah memulai pekerjaan membatik dengan dua tahapan ngrengreng yaitu memberi motif dengan menggunakan lilin (malam) pada salah satu penampang atau permukaan kain mori kemudian nerusi yaitu permukaan sebaliknya perlu juga digambar lagi atau diblat.
d. Nembok yaitu menutup gambar dengan lilin agar gambar-gambar yang dikehendaki tetap berwarna putih.
e. Medel yaitu kain putih yang sudah selesai diklowong atau ditembok kemudian dicelupkan ke dalam bak yang berisi larutan indigo.
f. Mbironi yaitu kain yang telah dimedel, agar warna biru yang dikehendaki tetap berwarna biru, maka kain yang putih perlu ditutup dengan lilin atau malam agar jangan sampai tercampur dengan warna lain, kegiatan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan canting.
g. Nyoga yaitu kain yang telah selesai dibironi (diberi warna biru) kemudian satu per satu dimasukkan ke dalam soga agar mendapat warna coklat.
h. Melorot merupakan tahapan pekerjaan akhir yaitu dengan melepaskan semua lilin yang masih tertinggal pada kain.
i. Melipat, yaitu tahapan melipat kain batik sesuai dengan jenis dan ukuran.
j. Nggebuki adalah memukul kain-kain batik yang sudah dilipat dengan menggunakan alas dan alat pemukul dari kayu jati sehingga akan menghasilkan batik tulis yang halus dan terlipat dengan rapi dan siap dipasarkan.
Nama: Sania Rahmadhani
No.absen: 27
Kelas: X IPS 2