Dengan Pak Ali Nashin, Belajar Tentang Kelompok Sosial Gerabah Balongan
Belajar Tentang Kelompok Sosial Gerabah Balongan
Halo teman-teman, saya Sania Rahmadhani dari kelas XI IPS 2. Kali ini saya akan membahas informasi yang terdapat pada konten YouTube SMA N 1 PAMOTAN yang berjudul "Dengan Pak Ali Nashin, Belajar Tentang Kelompok Sosial Gerabah Balongan".
Saya harap pembaca dapat menambah ilmu setelah membaca laporan saya, walaupun masih jauh dari kata sempurna, mohon kritik dan sarannya untuk membangun laporan ini lebih baik lagi. Sekian dan terikasih.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua. Alhamdulillahirobbilalamin pada pagi hari ini Kamis 8 Sep 2022, tepatnya berada di studio SMA Negeri 1 Pamotan kedatangan tamu spesial dari desa Balung Mulyo Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang. Hari ini saya bersama dengan Bu Indarti guru mapel Sosiologi dan juga mbak Niswa selaku pewawancara di SMA Negeri 1 Pamotan, serta Pak Ali Nashin sebagai sekretaris desa Balung Mulyo. ISI WAWANCARA
Balong Mulyo adalah sebuah wisata pantai di daerah Balongan dengan keindahan alamnya dengan pengunjung yang ramai setiap harinya. Pantai ini juga menjadi tempat wisata anak muda yang ada di daerah sekitar. Suguhan menarik yang terdapat di pantai cocok sekali untuk bersantai, bermain pasir bersama desiran ombak dan juga belajar tentang ekosistem pantai sembari makan rujak bersama teman-teman di deretan Gazebo yang disediakan.
Tapi ternyata temen-temen, tak hanya itu di tempat yang kita kenal dengan panorama pantai dan rujak ini terdapat butiran permata yang jarang dilirik oleh pengunjung. Apakah itu? Tak lain adalah keberadaan kelompok sosial perajin gerabah Balongan. Dan yang menariknya gerabah Balongan ini disebut-sebut sebagai pelopor bagian penyokong kawasan budaya tembikar manusia plawangan sebelum masa prasejarah. Keberadaan kelompok sosial yang tentu saja unik karena menyimpan pengetahuan teknologi produk yang ramah lingkungan, serta mengandung nilai-nilai pengetahuan, nilai ekonomi, dan nilai teknologi.
Berdasarkan dari penjelasan narasumber yaitu bapak Ali Nashin, beliau mengatakan bahwa awalnya kalau orang tua atau nenek-nenek moyang kita itu adalah sebagai pengrajin gerabah khas sejak tahun 1989, yang mungkin pada eranya sudah agak lebih maju. Kemudian mulai ada yang namanya rintisan pembuatan gerabah yang semula ingin diadakan studi banding, namun alih-alih karena memang adanya kesiapan warga sehingga sampai diambilkan atau didatangkan tenaga dari Jepara untuk diajarkan supaya lebih terarah. Namun, lama kelamaan tidak ada yang mengkoordinasi sehingga baru akhir-akhir ini muncul desa wisata dan wisata baru. Lalu, muncullah paguyuban gerabah yang diberi nama "Kundi". Kundi itu adalah istilah zaman dulu pembuat gerabah.
Menurut pernyataan Pak Ali, jumlah anggota kelompok masa ini dibandingkan dengan pada tahun 1989 sangat berkurang karena belum terlalu terekspor jauh sehingga kalah dalam bersaing. Berdasarkan fakta di Desa Balongan ini ada sekitar 500-an KK, namun hanya berkisar 10-15% saja yang mengikuti kelompok gerabah ini, dan itu juga sudah dikelompokkan masing-masing.
Perihal membuat gerabah, tentu saja memiliki tahapan dalam pembuatannya, sehingga terbentuk sebuah gerabah. Nah, kali ini pak Ali akan menyampaikan tahap-tahap membuat gerabah. Tahapannya yaitu meliputi :
1. Sebelum membuat kita harus mengambil dulu tanah liatnya yang sudah disediakan desa, biasanya tanah ini diambilkan dari tanah bengkok-bengkok perangkat desa atau kepala desa.
2. Setelah itu tanah dibawa pulang lalu dalam bahasa disana tanah itu diinjak-injak. Tentu saja tanah liat tadi harus dicampur dengan pasir kali yang benar-benar bagus. Oh iya, teman-teman jika menginjak-injak tanah bisa dilapisi terpal atau blangse.
3. Setelah itu, barulah masuk proses pembuatan gerabah berdasarkan pesanan. Dalam pembuatan gerabah ada istilah medhok dan kerik. Medhok berarti proses pembuatan yang diputar putar alatnya, dan kerik berarti meratakan adonan gerabah supaya rata dan tidak terlalu tebal.
4. Kemudian, gerabah tadi diberikan pewarna yang pewarna, pewarnanya biasanya memakai puru yang berasal dari baru yang berwarna merah kemudian digosok.
Pembuatan gerabah sendiri masih menggunakan alat yang terbilang masih tradisional yaitu Perbot (alat yang digunakan untuk memutar adonan gerabah). Untuk pembakaran juga masih tradisional yaitu menggunakan jerami, sabut dan kayu kayu yang kecil. Kelompok sosial gerabah dari desa Balung Mulyo ini menghasilkan beberapa produk atau model gerabah. Produk-produk ini meliputi layah/cobek, enton, wajan, ngaron, tangkepan, tandon air/genuk, dan jun/klenting. Selain produk gerabah sebagai alat rumah tangga, kelompok sosial ini juga menerima pesanan konsumen untuk membuat gerabah kecil yang biasa digunakan bermain masak masakan untuk anak-anak.
Berdasarkan kata Pak Ali, beliau mengatakan bahwa beliau berniat mengadakan festival Balongan kedua yang akan mengangkat kembali kerajinan gerabah. Beliau juga berencana mendatangkan pengrajin beserta karyanya. Namun, semua rencana tersebut terhalang oleh adanya pandemi Covid-19 yang melanda negara Indonesia dan sekitarnya. Pada masa pandemi, kades Balong Mulyo juga berkoordinasi dengan pengrajin gerabah untuk membuat gerabah yang dijadikan tempat cuci tangan.
Berbicara mengenai pangsa pasar, Pak Ali menyatakan bahwa tahun ini mengalami penurunan karena kebiasaan nelayan yang memasak ikan menggunakan gerabah kini mulai tergantikan dengan produk lain misalnya besek.
Dalam sebuah usaha tentu mengalami hambatan. Sama dengan halnya pembuatan kerajinan gerabah ini. Menurut Pak Ali, beliau mengatakan bahwa hambatan-hambatan yang dialami diantaranya adalah kebutuhan masyarakat di luar desa sendiri terkait dengan produk itu peminatnya jarang karena dibandingkan dengan sekarang ada yang namanya plastik aluminium dan sebagainya, kurangnya sumber daya manusia terkait dengan kreativita pengrajin. Untuk rencana tindak lanjut dalam mengatasi hambatan ini, Pak Ali ingin melaksanakan BUMDES Bersama, mengagendakan pembuatan galeri seni dan pameran bagi para pengrajin.
Ada beberapa poin yang dapat digunakan agar gerabah Balongan dapat memajukan desa Balong Mulyo, yaitu bersosialisasi untuk memperkenalkan produk dari balongan ini, seperti setiap ada acara atau event dapat memunculkan hasil karya gerabah supaya lebih dikenal banyak orang dengan menjadi oleh-oleh atau buah tangan.
Kelompok sosial perajin gerabah ini juga memberikan pelajaran yang berharga bagi kami, terutama dalam bidang pengetahuan dan bidang produksinya. Inilah contoh nyata bahwa pengetahuan, teknologi, produksi yang dihasilkan dari masyarakat itu berawal dari bawah serta dikerjakan secara partisipatif yang kemudian bermanfaat dan berdaya guna secara berkelanjutan. semoga kelompok sosial perajin gerabah di Balongan ini mendapatkan kesempatan dan perhatian dari berbagai kalangan, karena bahwa potensi alam, sosial, budaya itu kalau dikerjakan secara baik dan benar nantinya akan dapat mensejahterakan masyarakat.
Demikian pembahasan mengenai kelompok sosial gerabah masyarakat Desa Balung Mulyo, kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang kali ini. Jangan lupa untuk terus melestarikan budaya unggulan yang ada di desa kalian masing-masing supaya lebih dikenal banyak orang. Sampai disini saja pembahasan kali ini, semoga bisa bermanfaat dan menambah wawasan teman-teman semua. Oke thanks ^-^
PENULIS:
NAMA: SANIA RAHMADHANI
KEAS: XI IPS 2
NO: 27