Penelitian kelompok sosial gerabah Balongan
Rabu, 5 Oktober 2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan kunjungan adalah salah satu kegiatan sekolah yang diadakan tahunan. Kegiatan ini bersifat wajib bagi semua murid IPS di SMA N 1 Pamotan dan umumnya mengunjungi tempat-tempat yang berada di sekitar kabupaten Rembang. Tujuan dari diadakannya kegiatan ini adalah sebagai sarana bagi siswa-siswi untuk belajar bersosialisasi dalam masyarakat secara langsung. Di samping itu, kegiatan ini juga sangat berperan dalam membentuk pola pikir dan semangat pelajar untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di sekolah, sehingga diharapkan siswa-siswi dapat membagikan ilmu yang telah diperoleh kepada masyarakat dan memiliki rasa kepedulian terhadap sesama.
Pada tanggal 5 Oktober 2022, diadakan kegiatan kunjungan ke salah satu desa yang ada di Kragan. Diharapkan melalui diadakannya kegiatan-kegiatan kunjungan ke desa Balong Mulyo, siswa-siswi mendapat wawasan baru terkait pembuatan gerabah. Selain itu kegiatan ini juga dapat menjalin hubungan yang saling menguntungkan , baik bagi pihak sekolah maupun pihak warga desa Balong Mulyo Kragan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari diadakannya learning tour ke desa Balong Mulyo adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi beberapa tugas yang diberikan pihak sekolah untuk berbagai mata pelajaran, yakni kewirausahaan, sosiologi, dan jurnalistik.
2. Menambah wawasan siswa-siswi seputar pembuatan gerabah.
3. Mengenalkan siswa-siswi tentang kebudayaan desa Balongan.
4. Mengetahui dan belajar cara membuat gerabah secara tradisional.
5. Mengenal produk warisan budaya lokal diwilayah Rembang.
1.3 Manfaat
Manfaat yang dapat siswa siswi dari kegiatan linear tour ke Desa Balong Mulyo adalah sebagai berikut :
1. Mendapat pengetahuan baru mengenai cara membuat gerabah.
2. Mendapat wawasan tentang disiplin ilmu sosiologi dan kewirausahaan yang diterapkan oleh warga Desa Balong Mulyo.
3.Sebagai pelajaran dan motivator untuk siswa siswi SMA N 1 Pamotan kedepannya.
4. Menambah wawasan dan pengalaman belajar.
BAB ll
ISI
2.1 Jenis Kegiatan
Kunjungan siswa-siswi ke Desa Balong Mulyo termasuk ke dalam kegiatan kunjungan lapangan. Siswa-siswi dapat melihat cara langsung di lapangan terkait cara membuat gerabah Balongan, cara distribusinya, penjualan gerabah dan juga lingkungan di masyarakat desa Balong Mulyo. Sosisnya juga dapat mencoba untuk membuat gerabah balongan. Melalui kegiatan kunjungan lapangan diharapkan siswa-siswi tidak hanya menyerap teroris secara mentah saja namun juga dapat menganalisanya dengan baik sesuai kondisi yang terjadi di lingkungan masyarakat.
2.2 Kegiatan yang Dilakukan Selama Kunjungan
Pada saat kelompok kami tiba di desa Balong Mulyo, Kelompok kami diarahkan sekretariat desa menuju rumah masyarakat pengrajin gerabah balongan, di sana kami di bagi perkelompok satu rumah, di sana kami mewawancarai Ibu Watiem sebagai pembuat gerabah Balongan, di sana kami mewawancarai banyak hal, diantara nya mengenai cara membuat gerabah Balongan, alat-alat yang dibutuhkan, bahan-bahan yang dibutuhkan, dan juga mengenai distribusi gerabah Balongan. Setelah selesai wawancara kami melanjutkan ke pantai balongan untuk melakukan sarasehan di aula pantai Balongan. Kegiatan sarasehan dengan pembicara Bapak Ali Nasihin, Bapak Suhadi, Bu Mia, Bu Indarti, bapak Ali nasin membahas tentang bagaimana memajukan kegiatan gerabah Balongan menjadi lebih terkenal dan juga gimana anak-anak atau masyarakat desa lain mengenal lebih jauh tentang gerabah Balongan. Setelah setelah melakukan sarasean dilanjutkan makan siang bersama-sama dan juga bermain di pantai.
2.3 Proses produksi produk gerabah Balongan
Gerabah yang dihasilkan di desa Balung Mulyo sangat beragam, seperti ngaron, delingan, wajan kopi, wajan nyayur, asbak, kendil (ari -ari), cowek, kekep( tutup adang), tangkeban. Kebanyakan pengrajin gerabah ini diproduksi oleh ibu rumah tangga yang sudah berusia lanjut, tanah yang digunakan untuk memproduksi kerajinan gerabah adalah tanah liat yang diambil dari sawah, yang disewa selama 1 tahun dengan biaya 1 juta. Pembuatan gerabah untuk pemula itu sangat sulit karena butuh keterampilan untuk membuatnya, dan juga proses pembakarannya butuh waktu 6 jam, tetapi tidak semua gerabah jadi ada juga yang pecah, sekali membakar bisa 100 an gerabah, motif yang ada di gerabah perpaduan jaring dan sisik.
Pembuatan gerabah Balongan masih menggunakan alat alat tradisional, jika membuat dengan alat modern itu beda cara pembuatannya, lebih sulit dibandingkan alat tradisional, harga per gerabahnya 6k, jika mengambil di pasar harganya 7K, harga zaman dulu dan zaman sekarang beda, zaman dulu 500 perak sekarang 6k. Wilayah distribusi meliputi sedan, Kragan Lasem, Sluke dan Pamotan , ongkos kirim ditanggung pemilik, pemilik hanya membuatkan jika ada pemesan.
Dari pihak pemerintah belum ada pelatihan, dan juga belum ada pinjaman modal untuk warga. Modal Ditanggung warga sendiri, jika ada tokoh gerabah di Desa Balong Mulyo tidak akan laku karena kebanyakan membeli di pasar yang telah disetor ,di Desa Balong Mulya hanya sebagai produsen gerabah.
Alat - dan bahan
Alat :
-Marbot (alat putar)
-Medok (nitik i)
-Kerik (nipisi)
-Sengkler (ngerik)
-Kain atau dalim (menghaluskan)
-Karung goni (ngidak / nyampul biar pulen)
-Selo
-Lar
-Puru (pewarna)
Contoh gambar alat -alat nya :
-Medok
-Kerik
-Selo
-Puru
Bahan-bahan membuat gerbah :
-Pasir halus
-Tanah liat
-Abu dapur
Bahan-bahan membakar gerabah :
-Sekam
-Jerami
-Kayu
Caranya Membuat :
1. Pertama ambil tanah liat yang sudah di campur dengan pasir.
2. Kemudian ambil abu dapur, lalu ditaruh diatas merbot (alat putar) setelah itu, tanah yang sudah tercampur tadi diletakkan diatas roda putar (merbot). Kemudian dibentuk dasar gerabah dan dilakukan penambahan tanah liat yang dibentuk pilin untuk membuat bentuk gerabah yang diinginkan.
3. Setelah gerabah jadi, gerabah dibiarkan ditempat terbuka (diangin-anginkan). Kemudian dilakukan pembentukan kedua dengan cara penghalusan dengan kerik dan tatap.
4. Lalu gerabah tadi dipoles menggunakan bahan warna yang disebut puru. Bahan warna yang digunakan adalah semacam tanah liat jenis lempung, warna coklat muda yang diambil dari Desa Kumbo dengan membentuk filosofi jaring dan sisik ikan.
5. Setelah itu gerabah dibakar dengan teknik terbuka (open firing). Bahan bakar yang digunakan adalah jerami dan sekam. Gerabah yang akan dibakar, diletakkan diatas tumpukan jerami dan sekam serta disusun sesuai dengan bentuknya selama kurang lebih 6 jam.
6. Kemudian gerabah dipilih yang bagus dengan cara mengetuk permukaan gerabah sehingga menghasilkan bunyi yang nyaring, itu menandakan bahwa gerabah tersebut memiliki kualitas yang bagus.
Garabah yang sudah dipilih kualitasnya siap untuk dipasarkan.
Perwakilan kelompok kami yang mencoba membuat gerabah balongan.
2.4 Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan kunjungan dari desa Balongan adalah :
1. Siswa-siswi dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan produk gerabah secara tradisional di desa Balongan.
2. Siswa-siswi dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang produk gerabah tersebut.
3. Siswa siswi mendapat pengalaman baru yang menarik dan motivasi dalam mengembangkan suatu bisnis.
4. Terpenuhinya tugas dari guru mata pelajaran sosiologi yaitu Pak Suhadi yang isinya membuat video cinematic, video dokumenter, dan blog.
2.5 Opini
Menurut kami, kegiatan kunjungan ke desa Balongan sangat bermanfaat bagi siswa karena kami dapat mengetahui bahwa tanah liat dapat dimanfaatkan sebagai sumber penghasilan masyarakat disana yaitu dengan cara membuatnya menjadi sebuah gerabah. Kami juga banyak belajar dari mereka yaitu para pengrajin yang memberi tahu bahwa suatu yang biasa-biasa saja bisa menjadi sebuah karya yang indah.
BAB lll
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan kunjungan ke desa Balongan adalah siswa-siswi dapat mengetahui bahwa produk gerabah merupakan salah satu produk warisan budaya lokal diwilayah rembang. siswa juga dapat mengetahui bagaimana cara membuat gerabah secara tradisional. Dengan adanya kegiatan ini siswa-siswi juga dapat menyelesaikan tugas yang diberikan pihak sekolah untuk mata pelajaran (sosiologi).
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk kunjungan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk kegiatan kunjungan ke rumah pengrajin, ada baiknya jangka waktu praktik di lapangan secara langsung diperbanyak dan jangka waktu penyampaian teori dipersingkat agar tidak membosankan.
2. Seharusnya ada pendamping yang mengawasi jalannya proses wawancara. Wawancara sedikit terganggu karena suasana yang kurang kondusif.
3. Sebaiknya waktu sarasehan dipersingkat.
Anggota Kelompok :
1. Aditya Ilham (01)
2. Agus Slamet R. (02)
3. Alifina Dini R. (03)
4. Diyan Nur Hidayah (10)
5. Fitrotun Hidayah (13)
6. M. Aynun Albab (20)
7. M. Adi Tri Prayoga (21)
8. Sania Rahmadhani (27)
9. Saskia Herlinda Z. (28)
10. Seplinda Rahma (29)
11. Sherina Rahmawati (30)
12. Siti Nur Janah (31)
Gerabah Balongan